aku egois

Tuhan, maafkan aku berkata lancang dan sembarang
kenapa semua bahagia datang dan aku tak mampu menghadang
kenapa kesedihanku seolah terbang
pada semua yang datang

maaf telah ku undang perasaan-perasaan itu
bukan mauku menjadi begini
maafkan aku telah ku hadirkan cemburu dan sakit hati
bukan inginku semua terjadi
aku memang salah

Tuhan, apakah aku harus mengambil bahagia yang lain agar aku sendiri bahagia
maaf

Tuhan, kirimkan semua bahagiamu
untuk aku, dia, dan mereka
 

aku pun menyakiti yang lain

November
seperti roller coaster 
yang membawa perasaanku naik dan turun
begitu cepat aku di  atas awan
tapi secepat kilat dia membawaku turun

ingin ku hentikan 
agar tetap di atas
tapi tak mampu

November
seperti dalam toko sepatu
aku memilih yang aku mau
ku coba
ku amati
tapi ku letakkan lagi
mencari sepatu baru yang lebih indah
 tapi aku bingung sepatu mana yang ku pilih

begini saja,
aku menunggu kiriman sepatu yang lain
 

surat cintaku untuk kalian

baru ku sadari
tiga tahun seperti berlari
rasanya baru kemarin kita bertemu
tapi sebentar lagi harus terpisah

maaf atas segala kata tak pantas yang keluar dari mulutku
maaf atas segala laku tak pantas yang ku lakukan
maaf atas segala prasangka yang aku buat
maaf atas waktu yang terabaikan
maaf atas segala kecemburuan yang ku hadirkan

terima kasih atas untuk segala tawa
terima kasih untuk pernah bersama

terima kasih sudah memberi warna di hidupku

i don't know how to tell

dia
orang yang paling saya cintai
orang yang paling penting dalam hidup
orang yang memaksa saya untuk belajar apapun dalam hidup

dia
orang yang menua hari demi hari
orang yang selalu berkomentar dengan apa yang saya lakukan
orang yang selalu menjadi tempat saya berkaca
sebelum saya pergi dari rumah
dia, segalanya

tapi entah kenapa
semakin hari aku semakin tidak mengerti
aku semakin kehilangan kekuatan saat akan mengatakan
apa yang sesungguhnya ku lakukan
ku katakan

memendam segala keinginan untuk melawan
memendam segala keinginan untuk berbicara
aku hanya ingin menjadi apa yang dia inginkan
dengan caraku, tentunya
i love her so much

finally, i don't know how to tell

haruskah begini?

baru saja aku mulai menghitung
belum juga ku selesaikan pada hitunganku yang seribu
ku hentikan
dengan mengusap air mata
ku beranikan diri, ku kalahkan egoku

waktu telah mempertemukan kita pada pintu perpisahan
ku buka pintu, ku lambaikan tanganku
sambil terus berkata, aku sayang kamu

melangkah ke depan, aku berbalik
melihatmu
ku langkahkan kakiku, aku tertunduk
entah kenapa aku kehilangan kekuatanku
menghentikan derasnya air mata

ku hentikan langkahku, menata hati
mencoba tersenyum, menunggumu
aku mengulur waktu, mencari alasan agar kamu menahanku

tapi ternyata tidak
tidak ada satu kata pun yang mengijinkan aku untuk tinggal
ada, hatiku, perasaanku
tapi tidak dengan hatimu, tidak dengan perasaanmu

bangun! sadarlah!
saatnya temui dunia
bukan lagi mimpi

dan aku tahu
bahagia itu ternyata bukan milikku
 

Es geht um zwanzig

ku sambut kamu di dua puluh
kamu adalah lelaki dua puluhku
kamu hadir saat ku ganti kedewasaanku di dua puluh
kamu tebar, kamu semai perasaanku di dua puluh

kamu juga datang dan pergi
mengisi dua puluhku dengan bahagia
dan rasa sakit
kamu juga hadirkan dua perempuan itu
yang membuat sakitnya menjadi berpuluh-puluh
lebih sakit
 
lalu
akankah kamu pergi saat dua puluhku bergegas pergi?
lalu
menghilang bersama segala yang ada di dalamnya?

kalau begitu,
dua puluh cepatlah pergi
akan ku ganti dengan seribu
lalu
kamu dan aku, kita
akan bersama, di sana
bukan dua puluh

zwanzig

bukankah menyenangkan berada pada batas ini?

dua puluh

bukankah masa depan tidak lagi menjadi jauh?

bukankah dia terus mendekat?

bukan lagi masa depan, tapi di depan mata

bukankah dua puluh berarti

aku sudah menjadi wanita dewasa

yang sudah saatnya wujudkan mimpi

bukan lagi merenda mimpi

saat wanita lain sudah siap melangkah

menuju masa depan

bersama seseorang di samping mereka

aku wanita dua puluh tahun

yang masih akan bersiap-siap

memberi sambutan selamat datang dan pelukan hangat

untuk pangeranku nanti

meskipun dia bukan seorang yang romantis

dan selalu menolak memberiku bunga mawar

aku wanita dua puluh tahun 

yang masih akan menata cara berpakaianku

sesuai dengan umur dan kedewasaanku

bukankah seharusnyaaku sudah pandai berdandan

memakai sepatu dengan tumit yang tinggi

berjalan dengan anggun

dan menjadi sorotan saat berjalan

seperti wanita yang lain?

kali ini aku tidak akan bertanya kenapa,

aku akan menjadi seperti wanita dua puluhan lainnya

tetapi pada masaku

dengan caraku sendiri

aku aku aku

bodoh
saat aku masih belum sebesar ini
dulu
pertanyaan terberat yang harus ku jawab adalah
'Apa cita-citamu?'


kedua bola mataku bergerak seperti jarum jam
entah bagaimana bentuk wajahku kala itu
ku lirik kanan dan kiri
mengharap ada jawaban teman-temanku
yang terkesan tidak terlalu mengkhayal


lalu aku menuliskan empat huruf sebagai cita-cita,
aku merasa seperti bodoh dan tolol
lalu berjanji dalam hati
nanti aku akan mencari cita-cita yang lain


setelah berjuta-juta hari berlalu
kemarin, saat aku sudah sebesar ini
pertanyaan itu kembali ditujukan padaku
kali ini aku menjawab sambil tersenyum
'Tidak ada'


tidak ada cita-cita yang aku idamkan
aku hanya punya satumpuk, mimpi, khayalan, dan imajinasi
dan yang ku kerjakan sekarang adalah menyusunnya
membentangkan mimpiku lebar-lebar
membangun duniaku sendiri
dan menjadi diriku sendiri

lucu atau bodoh

rasanya seperti ada banyak kupu-kupu menari di dalam perutku
waktu itu
aku pejamkan mata
karena berharap itu hanya mimpi


tapi setelah ku lakukan berulang-ulang
ini semua nyata
bukan khayalan
mungkin tepatnya, khayalanku menjadi nyata


lucu, tapi terkesan bodoh
dungu, dan tolol
karena aku berpura-pura tidak mengerti
apa yang terjadi
'kenapa' selalu muncul di kepalaku

tapi rasanya aku ingin lagi
mungkin menyenangkan
secara perlahan dan spontan
tanpa terencana, semua berhasil


andai semua berjalan sesuai khayalanku
aku harus berkhayal sesuatu yang bodoh lainnya
sepertinya

sabtu kelabu

rasaku tak pernah padam
dia tidak lelah
asaku kembali
berdiri di balik rasa
membuatnya semakin kokoh berdiri
kemarin


tapi kenapa semua terulang lagi?
cinta hanya punya dua tempat
cinta hanya butuh aku dan kamu
tidak untuk yang lain


aku (ingin) bukan yang kedua
aku (ingin) bukan yang pertama
aku satu-satunya
sulitkah itu?
terlalu sakit
terlalu menyakitkan


kini...
entah bagaimana ku gambarkan
saat aku dengan egois 
goreskan tinta-tinta kebahagiaanku
saat itu juga tak Kau biarkan itu terjadi

apa artinya aku?

kamu, yang membuat hidupku berubah
kamu alasanku untuk tersenyum
kamu yang dengan egois telah menancapkan perasaan ini dalam-dalam
dengan kamu, hanya ingin ku bagi semua
itu arti kamu di hidupku


lalu, aku?
pernahkah kamu begitu?
apakah hanya aku di hatimu?
apakah aku berhasil menumbuhkan cinta di hatimu?
apakah hanya aku, orang yang ingin kau bagi bahagia?


aku orang yang mau menunggu
aku orang yang akan selalu berdiri di sini
bukan kebohongan yang ingin ku terima
bukan ini...
adakah kamu tahu?
adakah kamu mengerti?
adakah kamu mau mengerti?

ini aku, untukmu

bukankah menyakitkan
saat aku bilang cinta
tapi kamu diam
aku diam

saat aku bilang kata rindu
kau bilang tidak
aku terdiam

saat kau utarakan apa maumu
aku dengar
aku tak diam
aku ikuti semua maumu

aku belajar semua darimu
belajar untuk bersabar, menunggumu
belajar untuk mengerti indahnya menunggu
belajar untuk sembunyikan air mata
dan belajar untuk menahan rasa sakit

ini bukan salahmu
bukan
tapi ini milikku, salahku
aku yang meminta untuk bertahan
aku

tidak akan pernah lagi ku buka
luka-luka lamamu
tak akan ku biarkan kamu begitu
biarlah aku yang rasakan sakitnya,
karena itu milikku
bukan kamu

falling in love with you

aku bahagia
aku jatuh cinta

kamu membuat waktu berlari
kamu juga yang membuatku bertahan
karena hanya kamu alasanku untuk bertahan
karena hanya kamu lah mimpi-mimpiku

aku tidak menunggu kata-kata cintamu
yang aku tunggu hanya saat kamu bersamaku
yang aku tunggu hanya saat kamu tersenyum untukku
yang aku tunggu hanya aku dan kamu menjadi kita
aku menunggu pohon cintaku, milikmu
bersemi

temanku, aku sayang kamu

mungkin memang aku menjauh
mungkin aku terkesan enggan bersamamu
tapi semua ku lakukan karena aku mencintaimu

aku menjauh karena
aku tidak ingin kamu berubah menjadi seperti aku
aku juga tidak ingin kamu berbuat begitu
maafkan aku, jika ku sembunyikan ini

jadilah dirimu
kepakkan sayapmu
dan akan ku kepakkan sayap-sayapku
mungkin kita tidak akan terbang bersama
namun percayalah
sesungguhnya aku sayang padamu

maaf, bukan itu sebenarnya mauku

aku kecewa, dengan sikapmu
aku kecewa, dengan semua kata sayangmu
yang menurutku palsu
aku lelah, dengan ego hatimu
aku lelah, menunggu kamu membukakan hati untukku

karena malam itu aku benar-benar membutuhkanmu
berada di sisiku
aku hanya ingin satu
tidak ada yang lain hanya kamu
aku hanya ingin tahu isi hatimu
aku hanya ingin tahu
seberapa besar pohon cinta yang sudah ku tanam di hatimu
aku hanya ingin tahu itu
tapi kamu tak tahu
tapi kamu tak mau tahu
tapi apa kamu berpura-pura tak tahu?

beginikah sekarang maumu?
berhenti menganggumu?
berhenti menunggumu?
berhenti bisikkan kata sayangku?
menghapus namamu dari hatiku?

aku hanya ingin kamu tahu
perasaannku
aku hanya ingin kamu tahu
aku tulus mencintaimu